Jumat, 19 Desember 2014

Sebuah Elegi Hati

Nampak tenang bukan berarti bahagia.. hanya mencoba bersembunyi dari luka... Tiap kata yg ada, ternyata hanya sebuah dusta... itu hatikan? Mengapa begitu tega?? Berkata cahaya pada bumi.. Demi masa yg indah ada jiwa yg mati rasa tapi senyumnya msh ceria Tapi lihatlah.. dia seperti orang mati tidak punya jiwa yg dihiasi cinta.. dia masih hidup hanya saja hatinya berduka Lalu rintik hujan menjadi perisai saat dia berduka menengelamkan tubuhnya dlm kuyup doa.. Sudahkah pernah kau lihat hujan menangis langit temaram?? Sungguh jika dtg pelangi sehabis hujan... sdg langit msh gelap dan air hujan terasa sangat sakit maka sadarilah Bahwa ada seseorang yg berkabung duka hujan menangis dan alam menghiburnya... Diatas bangku kusam sebuah badan merebah kan keletihan,, se akan tak kuat di lempari kerikil kehidupan.. Mencari sayap malaikat utk berlindung dan beristrahat.. mencari Ridho di bawah tangan ikhlas.. Gerangan apa dia yg hatinya mati tapi msh mmpu semangat... Karna ini hanya sebuah elegi.. elegi hati bkn matinya raga.. :)

Kamis, 18 Desember 2014

Ini embun atau Air mata??

Tarikan nafas perlahan jatuh.. seperti tak mampu mengangkat Kehidupan Bergerak perlahan menyayat hati.. dan membius sementara pikiran. Kaca armada basah di tiap tetes ada rasa sembilu.. dgn mata menatap panjang Kedepan tanpa tujuan... tapi membendung sukma yg molek tumpahkan duka.. Mereka menatap panjang tanpa bertanya tp pikiran mereka seakan menghujam Ada apa dgn wanita disana?? Mengapa senyumnya membawa mawar luka?? Mengapa bias matanya memerah?? Menebar embun... eh itu embun atau air mata? Bintiknya sama dgn kaca armada... Apakah?? Mungkinkah?? Angin pelan lembut membuat nafas smkin sulit... Matanya di banjiri air murni.. bajunya basah tertetes embun.. inikah embun atw air mata??